Author : Park Je Won
Ratings : Little Romance, Friendship
Length : Part
Main Cast : Jinyoung (B1A4)
Choi Eun Ra (OC)
Sandeul (B1A4)
Lee Eun Young (OC)
Other Cast : Gongchan (B1A4)
Baro (B1A4)
CNU (B1A4)
Sungmin (Suju) -> adanya di part-part
akhir
And other cast you can find ^^
Part 4
“Ini appaku yang desain..”, kataku
“Sepertinya aku akan minta tolong appamu membantu aku
mendesain untuk MV.. hehehe”
“Tenang saja, dia pasti mau”
“Eunra-ya.. Siapa dia?”, eomma tiba-tiba keluar dan
menghampiri kami
“Oh, eomma.. Kenalkan.. dia.. yang kuceritakan padamu,
Sandeul..”, jawabku malu..
“Annyeonghaseyo.. ahjumma”, sapa Sandeul sopan
“Ne.. annyeonghaseyo.. wah~ sepertinya aku percaya yang
dikatakan Eunra.. kau tampan dan baik..”, Sandeul menatap ke arahku. Aigoo~
eomma..! kau membuatku malu.. >.<
“Eomma..”, bisikku pelan
“Gumawo telah mengantarkan Eunra.. masuklah..”, kata eomma
“Aniyo.. gwaenchana.. aku pulang dulu.. Dongsaengku mungkin
sudah menungguku.. Annyeonghi jumuseyo, ahjumma..”, katanya menunduk sopan pada
eomma
“Wah~ kau sopan sekali.. baiklah, hati-hati, ne..”, kata
eomma
“Eunra-ya.. annyeong ^^”, katanya lalu melambaikan tangannya
padaku
Aku membalasnya. “Annyeong ^^”, dan dia menunduk lagi pada eomma
Setelah Sandeul tidak terlihat lagi, eomma mengajakku masuk.
“Kajja, Eunra-ya”, entah kenapa eomma terlihat bahagia sekali.. -__-
“Oh, iya.. Eunra-ya.. bukannya kau bilang dia orang kaya?
Kenapa jalan kaki? Pakaiannya juga cukup sederhana, tapi memang sih..
bermerek..”
“Entahlah, aku juga bingung.. yang jelas aku pernah ke
rumahnya dan kupikir rumahnya sangat mewah..”, jawabku
“Jeongmalyo? Kupikir aku merestui kalian..”, kata eomma
“Jinjja? Gumawo, eomma!”, jawabku lalu memeluknya
“Ne.. mandi sana lalu tidur”, kata eomma dan aku langsung
berlari mengambil baju lalu mandi
Eunra POV End
Sandeul POV
“Ya! Sandeul-ah! Kau senang habis kencan??”, suara Il Hoon
hyung mengagetkanku
“Hah? Hyung.. siapa bilang aku habis kencan? Em.. tapi kau tau
dari mana?”, tanyaku bingung. Kenapa dia bisa tau? -__-
“Hei, semua orang yang habis kencan wajahnya sepertimu
sekarang..”, jawabnya dan aku hanya tersenyum. “Oh, iya.. hari ini pengumpulan
untuk audisi.. kau mau lihat orang-orangnya sekarang atau besok?”
“Sekarang saja”
“Jeongmal? Besok kau ujian, kusarankan besok saja.. dan
besok usahakan jangan kencan lagi.. -__- pekerjaan juga perlu dikencani..”, hah
apa maksudnya itu.. ._.
“Arasseo”, jawabku lalu beranjak keluar perusahaan dan
menuju ke rumah
“Oppa!”, kata Eunyoung
“Masakkan aku sesuatu dong..”, jawabnya cuek
“Shireo.. aku mau tidur”, jawabku ikut cuek
“Oppa.. aku lapar..”, katanya sambil memandangku dengan
puppy eyesnya.. ahh~ aku tidak bisa menolak kalau seperti ini.. >.<
“Arasseo”, aku pun berjalan menuju dapur dan mulai memasak
kimchi
“Eunyoung-ah.. kimchinya sudah matang”, teriakku sambil
meletakkan sup kimchi di atas meja makan
“Ne..!”, jawabnya dan berlari ke arah meja lalu langsung
mengambil nasi dan makan
“Oppa tidak makan?”
“Ani, aku sudah makan”
“Cih.. pasti makan dengan Eunra.. aku tidak dibawakan
makanan.. T^T”
“Hehe.. mian, kukira kau kencan dengan Jinyoung hyung..”
“Dasar alibi(?)..”, jawabnya dan lanjut makan
“Aku selesai.. gumawo makanannya”, katanya lalu mencuci
piring dan berjalan menuju kamar tidurnya. “Ah, ne.. oppa, masakanmu enak
tapi.. belajarlah membedakan gula dan garam”, katanya lalu masuk
“Hah?”, aku bingung dan berjalan menuju meja makan lalu
mencicipi sup kimchi yang kubuat. Apa rasanya manis, ya? Dan..
“Manis..”, gumamku pelan, aku memang sering salah memasukkan
garam dan gula.. seharusnya Eunyoung bisa memaklumi itu dan tidak berpikir
kalau aku seperti ini karena kencan dengan Eunra kan? Iya kan..? ._. aku lalu
masuk ke kamar dan tidur
Sandeul POV End
Eunyoung POV
“OPPA!!”, teriakku di depan pintu kamarnya
“Emm?”, terdengar deheman pelan dari balik pintu kamarnya.
Apa dia masih tidur? Aigoo~ setengah jam lagi masuk!
“OPPA! IREONA! Sudah jam setengah tujuh!!”
“Mwo?? Ya! Kenapa kau tidak membangunkanku dari tadi??”
“Koreklah dulu kupingmu supaya dengar teriakanku dari
setengah jam yang lalu”, ucapku sinis lalu duduk di sofa. Sepertinya dia sedang
siap-siap.. berisik sekali kamarnya itu.. -__-
“Kajja, Eunyoung-ah”, katanya
“Sisir rambutmu dan sarapan dulu!”, kataku saat melihat
rambutnya dan mendengar suara perutnya
“Aish! Tidak ada waktu.. 15 menit lagi masuk”, katanya lalu
langsung menarik tanganku dan berlari menuju halte bus
“Oppa, gwaenchana?”, tanyaku saat melihatnya memegangi
pelipisnya, kurasa itu keringat dingin.. masa musim dingin berkeringat sebanyak
itu?
“Hah? Ne, gwaenchana”, jawabnya. Hei~ matamu yang sayu itu
tidak bisa membohongiku..!
“Dasar. Duduk dulu, disini”, kataku lalu menyuruhnya duduk
di kursi
Dia duduk disebelahku. Sekolah kami mungkin tinggal 20
langkah. Tapi masih ada 10 menit sebelum bel. 5 menit pun berlalu..
“Kajja, Eunyoung-ah”, katanya lalu berdiri
“Hah? Wajahmu masih pucat”
“Biarkan..kajja”, katanya lalu langsung berjalan menuju
gerbang sekolah dan kami masuk ke kelas masing-masing
“Hei, Sandeul oppa sakit ya?” “Wajahnya pucat, matanya juga
sayu..” “Kasihan sekali.. coba aku ini dokter...” “Kudengar tadi dia di kelas
hampir pingsan”
Yeoja di kelasku –penggemar Sandeul oppa- mulai menggosip
lagi, tapi Sandeul oppa hampir pingsan? Kenapa? Apa benar dia hanya demam?
Dan kini sudah bel pulang, aku masih belum menemukan Sandeul
oppa..
“Oppa-ya”, panggilku pada seorang namja yang kukenal,
Jinyoung oppa
“Oh? Eunyoung-ah.. wae? Kau belum pulang?”
“Belum.. apa kau liat Sandeul oppa?”
“Kau tidak tau? Kata Baro saat dia menyelesaikan semua
ujiannya, dia langsung pingsan dan mereka membawanya ke rumah sakit”
“Mwoya?”
“Kajja, aku juga mau ke rumah sakit”, ajaknya dan kami
berjalan menuju rumah sakit bersama
Setelah menanyakan kamar Sandeul oppa, kami lalu langsung
menuju kamar Sandeul oppa
Tapi.. saat aku membuka pintunya, aku melihat seorang namja
yang –sangat- mirip dengan Sandeul oppa duduk di kursi sambil memegang tangan
Sandeul oppa, tapi dia juga memakai seragam rumah sakit ini.. sepertinya aku
pernah melihatnya, siapa dia?
“Nuguseyo?”, tanyaku sopan
“Eunyoung-ah.. kau sudah besar, ya..”
“Ya! Kau melupakanku?! Aku ini oppamu!”
“Hah?”
“Ish.. jahat sekali.. aku ini Lee Sungmin!”
“Su..sungmin oppa?”, tanyaku tidak percaya
“Ne, apa kabar, Eunyoung-ah..?”, senyum namja itu merekah,
mirip dengan senyum oppanya, Sandeul
“Baik.. oppa, seingatku kau ada di Hongkong... kenapa kau
ada disini? Dan... ada apa dengan pakaian rumah sakit itu?”
“Saat kudengar appa dan eomma meninggal, aku hanya sempat
datang ke Korea beberapa jam, makanya aku tidak melihat kalian dan langsung
kembali ke Hongkong. Dan saat kudengar Sandeul sering sakit, aku datang kesini
untuk menjenguknya...”
“Bagaimana dengan perusahaan di Hongkong?”
“Aku mungkin mengurusnya dari sini”
“Permisi.. saya Dokter Choi, ingin berbicara dengan keluarga
Sandeul..”, seorang Dokter tiba-tiba masuk
“Ah, ne.. Jinyoung oppa, aku minta tolong jaga Sandeul oppa,
ya...”
“Ne”
“Heh? Dia namjachingumu? Kau pakai pelet apa sampai bisa
mendapatkannya? -__-”, ish! Sungmin oppa samanya seperti Sandeul oppa dan
kulihat Jinyoung oppa hanya tertawa mendengarnya
“Mwoya? Kami saling mencintai, sudahlah, kajja”, ajakku lalu
kami berjalan menuju ruang Dokter Choi
“Dokter, ada apa memanggil kami..?”
“Sandeul.. dia harus segera dioperasi.. sebelum terlambat”
“Mwoya? Operasi? Eunyoung-ah.. Sandeul kenapa?”,
tanya Sungmin oppa
“Dokter Choi.. bisakah kau jelaskan pada kami penyakit
Sandeul oppa?”
“Dia menderita kanker otak dan harus segera dioperasi..”,
kata-kata Dokter itu membuatku dan Sungmin oppa kaget. Kenapa Sandeul oppa
tidak cerita padaku?
“Kalian bujuklah Sandeul supaya mau dioperasi..”
“Arasseo, kamsahamnida, Dokter Choi”
“Ne..”
Kami berjalan keluar. Pikiran kami masih sama, Sandeul
kanker otak? Dan operasi?
“Lebih baik aku yang membujuknya”, kata Sungmin oppa lalu
kami berjalan menuju ruang Sandeul oppa. Dia sudah sadar rupanya, tapi kami
tetap berdiri di balik pintu
“Ya! Kau mau kemana?!”, terdengar teriakan Jinyoung oppa dan
tidak lama kemudian, seorang namja membuka pintu itu dengan kasar dan terkejut
melihat orang dihadapannya
“Su..sungmin hyung..”
“Annyeong Sandeul-ah..”
“Hyung!”, kata Sandeul lalu memeluk Sungmin oppa
“Sandeul oppa.. kenapa kau mencabut infusmu?!”, kataku saat
melihat darah yang sudah mengalir dari punggung tangannya
“Wae?”
“Kau sakit apa?”, tanyaku, hanya untuk mengetesnya
“Hah? Hanya kelelahan”
“Bohong”
“A..aku serius”
“Kau bukan Sandeul oppa, oppaku itu tidak akan berbohong”
“Eunyoung-ah.. kau sudah mengetahuinya, ya..?”, tanyanya
sambil menundukkan kepalanya
“Oppa.. kenapa kau memendam masalahmu sendiri.. apa gunanya
aku..”
“Eunyoung-ah, mianhae”
“Sandeul-ah, kuharap kita bisa bicara”, kata Sungmin oppa
dan mereka masuk ke dalam ruang rawat Sandeul oppa. Aku tidak tau apa yang
mereka bicarakan. Aku hanya diam disini bersama Jinyoung oppa
“Oppa, tadi kenapa dengan Sandeul oppa? Kenapa dia melepas
infusnya”
“Aku juga tidak tau.. saat baru bangun dia langsung melepas
infusnya dengan kasar..”
“Bocah itu...”
“Ya! Aku berhasil membujuknya!”, Sungmin oppa keluar dengan
wajah sumrigah
“Jeongmal??”, tanyaku dan Jinyoung oppa bersamaan dan hanya
dibalas anggukan semangat oleh Sungmin oppa
“Dan kau pakai pelet apa bisa membujuknya?”, tanyaku
“Heh, aku mengandalkan kemampuanku~”, katanya
“Kapan operasinya?”, tanya Jinyoung oppa
“2 jam lagi.. hehehe”
“Hah? Secepat itu?!”
“Ne.. Lebih cepat lebih baik”
“Aku pergi mengurus administrasinya dulu, ne”
“Ne..”
Aku dan Jinyoung oppa lalu masuk ke kamar Sandeul oppa. Dia
duduk di sofa sambil memejamkan matanya dan menyender di dinding
“Oppa”, panggilku pelan dia membuka matanya
“Gwaenchana Sandeul-ah?”, tanya Jinyoung oppa dan hanya
senyuman –paksaan- darinya. Kami hanya bisa menghela napas melihatnya
“Oppa.. kau sudah makan?”, tanyaku bersemangat, yah.. hanya
untuk menghiburnya
Dan dia hanya menggeleng pelan sambil terus memejamkan
matanya
“Kau mau makan?”, tanya Jinyoung oppa dan dia tetap
menggeleng
“Oppa.. tenanglah.. kau pasti sembuh setelah dioperasi..”
“Berapa jam setelah operasi aku masih bisa hidup?”, tanyanya
dan itu sukses membuatku dan Jinyoung oppa membeku
“Oppa..”
“Sandeul-ah.. positive thinking..”
Dia masih diam dan memejamkan matanya, entahlah kenapa dia
berpikiran seperti itu. Mungkin teringat appa? “Oppa-ya.. tentang appa, itu
hanya sebuah kecelakaan”
“Kecelakaan bisa terjadi kapanpun”
“Kecelakaan bisa terjadi kapanpun, tapi kali ini aku
pastikan kau tidak akan celaka, Sandeul-ah”, tiba-tiba Sungmin oppa masuk dan
duduk di sebelah Sandeul oppa. Aigoo~ mereka sangat mirip aku susah
membedakannya >.<
“Hyung.. bagaimana kau memastikan itu? Memangnya kau
dokternya...”, jawab Sandeul oppa cuek -__- ish anak ini..
“Ne...”, hah? Aku tidak salah dengar? Sungmin oppa
dokternya?
“Hah? Maksudmu?”
“Aku asisten dokter operasimu..”
“Jeongmalyo?”
“Ne, makanya jangan kuatir”
“Baiklah kalau begitu...”
“Kau sudah siap?”
“Hah? Kenapa secepat ini?”
“Iya, ruang operasinya sekarang sudah kosong.. lebih cepat
lebih baik, kan?”
“Terserah kau saja”
“Kajja”, ajak Sungmin oppa, dan Sandeul oppa? Hahaha, dia
terlihat seperti bebek mau dipotong ._.
“Odiga?”
“Ruang operasi, pabo.. -__-”
“Hah? jinjjayo”
“Ishh.. Lee Junghwan.. -__-”
Kami mengikuti mereka sampai depan ruang operasi dan mereka
masuk
“Eunyoung-ah.. kurasa aku harus pulang, eommaku menelepon
terus.. dan sepertinya Eunra sudah datang”, sontak aku melihat ke arah lift
rumah sakit yang terbuka dan didalamnya Eunra
“Ne.. hati-hati, oppa.. annyeong”
“Annyeong”, Jinyoung oppa pergi ke arah lift
“Eunyoung-ah.. Sandeul oppa sudah dioperasi?”
“Sedang..”
“Kenapa Jinyoung oppa pulang?”
“Eommanya menelepon terus..”, dan dia hanya mengangguk
2 jam kemudian
“Dokter..”
“Apa, operasinya lancar?”
“Ne.. dia mungkin sadar beberapa jam lagi”, dan hei.. Sungmin oppa
benar-benar ikut operasi.. wuah~ kukira dia hanya membujuk Sandeul oppa..
“Kamsahamnida, Dokter”, kami mengikuti Sandeul oppa yang
dipindahkan ke ruang rawatnya semula
“Oppa..”, aku mendengar gumaman pelan dari Eunra
“Hah? Aku baru sadar ada kau, kau siapa?”, Sungmin oppa
bertanya pada Eunra
“Annyeonghaseyo, Choi Eunra imnida..”
“Eunra?? Kau sudah besar! Ini aku Sungmin, kau ingat kan?”
“Hah? Kau Sungmin? Waah~ lama tidak bertemu”
“Ne.. apa yang kau lakukan disini?”
“Dia namjachinguku..”
“Jeongmal? Wahh~ selamat ya! Baru aku berpikir menjodohkan
kalian”
“Hahaha.. gumawo, oppa”
“Hei, kalian saling kenal, ya?”
“Dia tetanggaku dulu”
“Ne.. kami sering main bersama, Dokter Choi juga ikut
menemani”
“Ohh..”, jawabku lalu duduk di sofa
“Hei, kalian melupakanku?”, hah? Sandeul oppa sadar?
“Oppa!”, teriakku dan Eunra bersamaan
“Sandeul-ah.. cepat sekali kau sadar..”, kata Sungmin oppa
“Kau mau berapa lama aku pingsan..?”
“Dasar.. oh iya, lusa kemungkinan kau sudah boleh pulang”
“Gumawo”
“Ne”
Eunyoung POV End
Seminggu kemudian
Sandeul POV
“Oppa.. mian, kau sudah menunggu lama ya?”, Eunra datang
sambil setengah berlari ke arahku
“Aniyo.. baru 10 menit, kok.. kajja”, kami kencan lagi..
hehehe :D
“Oppa, kepalamu masih sering sakit?”
“Aniyo.. tapi, perutku sakit”
“Hah? Mau kedokter?”
“Belum makan.. hehehe”
“Dasar.. -__-”
"Kajja", aku langsung membawanya ke kedai ramen dekat sini, dan bisa kujamin rasanya enak :D
"Kajja", aku langsung membawanya ke kedai ramen dekat sini, dan bisa kujamin rasanya enak :D
Dan dengan cepat kami menghabiskan makanan yang disediakan.
Sepertinya dia juga lapar.. ._. “Ottaeyo?”
“Apa?”
“Ramennya”
“Enak.. sangat enak.. ”
“Kajja, aku mau mengajakmu ke taman”, kami keluar dan
berjalan menuju taman
Dan sesampainya di taman, “Oppa!”, hei, kenapa ada suara
bocah ini?
“Hah? Kalian juga kesini?”, tanya Jinyoung hyung
“Ne..”
“Ya! Bagaimana kalau kencan ganda?”
“Kedengarannya menarik”
“Kajja”
~The End~
Wah~ mianhae ya kalo mengecewakan.. sejujurnya author juga
agak malu sih ngesharenya.. ._. tapi berhubung blognya masih kosong
yasudahlah..
Semoga bisa menghibur, ya.. ^^ jangan lupa comment..
Annyeong~ ^^