Sabtu, 05 April 2014

[FF] Let's Go Together - Part 5 (End)

Author                   : Park Je Won
Ratings                 : Little Romance, Friendship
Length                  : Part
Main Cast            : Jinyoung (B1A4)
                                Choi Eun Ra (OC)
                                Sandeul (B1A4)
                                Lee Eun Young (OC)
Other Cast           : Gongchan (B1A4)
                                Baro (B1A4)
                                CNU (B1A4)
                                Sungmin (Suju) -> adanya di part-part akhir
                                And other cast you can find ^^
Part 4
“Ini appaku yang desain..”, kataku
“Sepertinya aku akan minta tolong appamu membantu aku mendesain untuk MV.. hehehe”
“Tenang saja, dia pasti mau”
“Eunra-ya.. Siapa dia?”, eomma tiba-tiba keluar dan menghampiri kami
“Oh, eomma.. Kenalkan.. dia.. yang kuceritakan padamu, Sandeul..”, jawabku malu..
“Annyeonghaseyo.. ahjumma”, sapa Sandeul sopan
“Ne.. annyeonghaseyo.. wah~ sepertinya aku percaya yang dikatakan Eunra.. kau tampan dan baik..”, Sandeul menatap ke arahku. Aigoo~ eomma..! kau membuatku malu.. >.<
“Eomma..”, bisikku pelan
“Gumawo telah mengantarkan Eunra.. masuklah..”, kata eomma
“Aniyo.. gwaenchana.. aku pulang dulu.. Dongsaengku mungkin sudah menungguku.. Annyeonghi jumuseyo, ahjumma..”, katanya menunduk sopan pada eomma
“Wah~ kau sopan sekali.. baiklah, hati-hati, ne..”, kata eomma
“Eunra-ya.. annyeong ^^”, katanya lalu melambaikan tangannya padaku
Aku membalasnya. “Annyeong ^^”, dan dia menunduk lagi pada eomma
Setelah Sandeul tidak terlihat lagi, eomma mengajakku masuk. “Kajja, Eunra-ya”, entah kenapa eomma terlihat bahagia sekali.. -__-
“Oh, iya.. Eunra-ya.. bukannya kau bilang dia orang kaya? Kenapa jalan kaki? Pakaiannya juga cukup sederhana, tapi memang sih.. bermerek..”
“Entahlah, aku juga bingung.. yang jelas aku pernah ke rumahnya dan kupikir rumahnya sangat mewah..”, jawabku
“Jeongmalyo? Kupikir aku merestui kalian..”, kata eomma
“Jinjja? Gumawo, eomma!”, jawabku lalu memeluknya
“Ne.. mandi sana lalu tidur”, kata eomma dan aku langsung berlari mengambil baju lalu mandi
Eunra POV End
Sandeul POV
“Ya! Sandeul-ah! Kau senang habis kencan??”, suara Il Hoon hyung mengagetkanku
“Hah? Hyung.. siapa bilang aku habis kencan? Em.. tapi kau tau dari mana?”, tanyaku bingung. Kenapa dia bisa tau? -__-
“Hei, semua orang yang habis kencan wajahnya sepertimu sekarang..”, jawabnya dan aku hanya tersenyum. “Oh, iya.. hari ini pengumpulan untuk audisi.. kau mau lihat orang-orangnya sekarang atau besok?”
“Sekarang saja”
“Jeongmal? Besok kau ujian, kusarankan besok saja.. dan besok usahakan jangan kencan lagi.. -__- pekerjaan juga perlu dikencani..”, hah apa maksudnya itu.. ._.
“Arasseo”, jawabku lalu beranjak keluar perusahaan dan menuju ke rumah
“Oppa!”, kata Eunyoung
“Masakkan aku sesuatu dong..”, jawabnya cuek
“Shireo.. aku mau tidur”, jawabku ikut cuek
“Oppa.. aku lapar..”, katanya sambil memandangku dengan puppy eyesnya.. ahh~ aku tidak bisa menolak kalau seperti ini.. >.<
“Arasseo”, aku pun berjalan menuju dapur dan mulai memasak kimchi
“Eunyoung-ah.. kimchinya sudah matang”, teriakku sambil meletakkan sup kimchi di atas meja makan
“Ne..!”, jawabnya dan berlari ke arah meja lalu langsung mengambil nasi dan makan
“Oppa tidak makan?”
“Ani, aku sudah makan”
“Cih.. pasti makan dengan Eunra.. aku tidak dibawakan makanan.. T^T”
“Hehe.. mian, kukira kau kencan dengan Jinyoung hyung..”
“Dasar alibi(?)..”, jawabnya dan lanjut makan
“Aku selesai.. gumawo makanannya”, katanya lalu mencuci piring dan berjalan menuju kamar tidurnya. “Ah, ne.. oppa, masakanmu enak tapi.. belajarlah membedakan gula dan garam”, katanya lalu masuk
“Hah?”, aku bingung dan berjalan menuju meja makan lalu mencicipi sup kimchi yang kubuat. Apa rasanya manis, ya? Dan..
“Manis..”, gumamku pelan, aku memang sering salah memasukkan garam dan gula.. seharusnya Eunyoung bisa memaklumi itu dan tidak berpikir kalau aku seperti ini karena kencan dengan Eunra kan? Iya kan..? ._. aku lalu masuk ke kamar dan tidur
Sandeul POV End
Eunyoung POV
“OPPA!!”, teriakku di depan pintu kamarnya
“Emm?”, terdengar deheman pelan dari balik pintu kamarnya. Apa dia masih tidur? Aigoo~ setengah jam lagi masuk!
“OPPA! IREONA! Sudah jam setengah tujuh!!”
“Mwo?? Ya! Kenapa kau tidak membangunkanku dari tadi??”
“Koreklah dulu kupingmu supaya dengar teriakanku dari setengah jam yang lalu”, ucapku sinis lalu duduk di sofa. Sepertinya dia sedang siap-siap.. berisik sekali kamarnya itu.. -__-
“Kajja, Eunyoung-ah”, katanya
“Sisir rambutmu dan sarapan dulu!”, kataku saat melihat rambutnya dan mendengar suara perutnya
“Aish! Tidak ada waktu.. 15 menit lagi masuk”, katanya lalu langsung menarik tanganku dan berlari menuju halte bus
“Oppa, gwaenchana?”, tanyaku saat melihatnya memegangi pelipisnya, kurasa itu keringat dingin.. masa musim dingin berkeringat sebanyak itu?
“Hah? Ne, gwaenchana”, jawabnya. Hei~ matamu yang sayu itu tidak bisa membohongiku..!
“Dasar. Duduk dulu, disini”, kataku lalu menyuruhnya duduk di kursi
Dia duduk disebelahku. Sekolah kami mungkin tinggal 20 langkah. Tapi masih ada 10 menit sebelum bel. 5 menit pun berlalu..
“Kajja, Eunyoung-ah”, katanya lalu berdiri
“Hah? Wajahmu masih pucat”
“Biarkan..kajja”, katanya lalu langsung berjalan menuju gerbang sekolah dan kami masuk ke kelas masing-masing
“Hei, Sandeul oppa sakit ya?” “Wajahnya pucat, matanya juga sayu..” “Kasihan sekali.. coba aku ini dokter...” “Kudengar tadi dia di kelas hampir pingsan”
Yeoja di kelasku –penggemar Sandeul oppa- mulai menggosip lagi, tapi Sandeul oppa hampir pingsan? Kenapa? Apa benar dia hanya demam?
Dan kini sudah bel pulang, aku masih belum menemukan Sandeul oppa..
“Oppa-ya”, panggilku pada seorang namja yang kukenal, Jinyoung oppa
“Oh? Eunyoung-ah.. wae? Kau belum pulang?”
“Belum.. apa kau liat Sandeul oppa?”
“Kau tidak tau? Kata Baro saat dia menyelesaikan semua ujiannya, dia langsung pingsan dan mereka membawanya ke rumah sakit”
“Mwoya?”
“Kajja, aku juga mau ke rumah sakit”, ajaknya dan kami berjalan menuju rumah sakit bersama
Setelah menanyakan kamar Sandeul oppa, kami lalu langsung menuju kamar Sandeul oppa
Tapi.. saat aku membuka pintunya, aku melihat seorang namja yang –sangat- mirip dengan Sandeul oppa duduk di kursi sambil memegang tangan Sandeul oppa, tapi dia juga memakai seragam rumah sakit ini.. sepertinya aku pernah melihatnya, siapa dia?
“Nuguseyo?”, tanyaku sopan
“Eunyoung-ah.. kau sudah besar, ya..”
“Ya! Kau melupakanku?! Aku ini oppamu!”
“Hah?”
“Ish.. jahat sekali.. aku ini Lee Sungmin!”
“Su..sungmin oppa?”, tanyaku tidak percaya
“Ne, apa kabar, Eunyoung-ah..?”, senyum namja itu merekah, mirip dengan senyum oppanya, Sandeul
“Baik.. oppa, seingatku kau ada di Hongkong... kenapa kau ada disini? Dan... ada apa dengan pakaian rumah sakit itu?”
“Saat kudengar appa dan eomma meninggal, aku hanya sempat datang ke Korea beberapa jam, makanya aku tidak melihat kalian dan langsung kembali ke Hongkong. Dan saat kudengar Sandeul sering sakit, aku datang kesini untuk menjenguknya...”
“Bagaimana dengan perusahaan di Hongkong?”
“Aku mungkin mengurusnya dari sini”
“Permisi.. saya Dokter Choi, ingin berbicara dengan keluarga Sandeul..”, seorang Dokter tiba-tiba masuk
“Ah, ne.. Jinyoung oppa, aku minta tolong jaga Sandeul oppa, ya...”
“Ne”
“Heh? Dia namjachingumu? Kau pakai pelet apa sampai bisa mendapatkannya? -__-”, ish! Sungmin oppa samanya seperti Sandeul oppa dan kulihat Jinyoung oppa hanya tertawa mendengarnya
“Mwoya? Kami saling mencintai, sudahlah, kajja”, ajakku lalu kami berjalan menuju ruang Dokter Choi
“Dokter, ada apa memanggil kami..?”
“Sandeul.. dia harus segera dioperasi.. sebelum terlambat”
“Mwoya? Operasi? Eunyoung-ah.. Sandeul kenapa?”, tanya Sungmin oppa
“Dokter Choi.. bisakah kau jelaskan pada kami penyakit Sandeul oppa?”
“Dia menderita kanker otak dan harus segera dioperasi..”, kata-kata Dokter itu membuatku dan Sungmin oppa kaget. Kenapa Sandeul oppa tidak cerita padaku?
“Kalian bujuklah Sandeul supaya mau dioperasi..”
“Arasseo, kamsahamnida, Dokter Choi”
“Ne..”
Kami berjalan keluar. Pikiran kami masih sama, Sandeul kanker otak? Dan operasi?
“Lebih baik aku yang membujuknya”, kata Sungmin oppa lalu kami berjalan menuju ruang Sandeul oppa. Dia sudah sadar rupanya, tapi kami tetap berdiri di balik pintu
“Ya! Kau mau kemana?!”, terdengar teriakan Jinyoung oppa dan tidak lama kemudian, seorang namja membuka pintu itu dengan kasar dan terkejut melihat orang dihadapannya
“Su..sungmin hyung..”
“Annyeong Sandeul-ah..”
“Hyung!”, kata Sandeul lalu memeluk Sungmin oppa
“Sandeul oppa.. kenapa kau mencabut infusmu?!”, kataku saat melihat darah yang sudah mengalir dari punggung tangannya
“Wae?”
“Kau sakit apa?”, tanyaku, hanya untuk mengetesnya
“Hah? Hanya kelelahan”
“Bohong”
“A..aku serius”
“Kau bukan Sandeul oppa, oppaku itu tidak akan berbohong”
“Eunyoung-ah.. kau sudah mengetahuinya, ya..?”, tanyanya sambil menundukkan kepalanya
“Oppa.. kenapa kau memendam masalahmu sendiri.. apa gunanya aku..”
“Eunyoung-ah, mianhae”
“Sandeul-ah, kuharap kita bisa bicara”, kata Sungmin oppa dan mereka masuk ke dalam ruang rawat Sandeul oppa. Aku tidak tau apa yang mereka bicarakan. Aku hanya diam disini bersama Jinyoung oppa
“Oppa, tadi kenapa dengan Sandeul oppa? Kenapa dia melepas infusnya”
“Aku juga tidak tau.. saat baru bangun dia langsung melepas infusnya dengan kasar..”
“Bocah itu...”
“Ya! Aku berhasil membujuknya!”, Sungmin oppa keluar dengan wajah sumrigah
“Jeongmal??”, tanyaku dan Jinyoung oppa bersamaan dan hanya dibalas anggukan semangat oleh Sungmin oppa
“Dan kau pakai pelet apa bisa membujuknya?”, tanyaku
“Heh, aku mengandalkan kemampuanku~”, katanya
“Kapan operasinya?”, tanya Jinyoung oppa
“2 jam lagi.. hehehe”
“Hah? Secepat itu?!”
“Ne.. Lebih cepat lebih baik”
“Aku pergi mengurus administrasinya dulu, ne”
“Ne..”
Aku dan Jinyoung oppa lalu masuk ke kamar Sandeul oppa. Dia duduk di sofa sambil memejamkan matanya dan menyender di dinding
“Oppa”, panggilku pelan dia membuka matanya
“Gwaenchana Sandeul-ah?”, tanya Jinyoung oppa dan hanya senyuman –paksaan- darinya. Kami hanya bisa menghela napas melihatnya
“Oppa.. kau sudah makan?”, tanyaku bersemangat, yah.. hanya untuk menghiburnya
Dan dia hanya menggeleng pelan sambil terus memejamkan matanya
“Kau mau makan?”, tanya Jinyoung oppa dan dia tetap menggeleng
“Oppa.. tenanglah.. kau pasti sembuh setelah dioperasi..”
“Berapa jam setelah operasi aku masih bisa hidup?”, tanyanya dan itu sukses membuatku dan Jinyoung oppa membeku
“Oppa..”
“Sandeul-ah.. positive thinking..”
Dia masih diam dan memejamkan matanya, entahlah kenapa dia berpikiran seperti itu. Mungkin teringat appa? “Oppa-ya.. tentang appa, itu hanya sebuah kecelakaan”
“Kecelakaan bisa terjadi kapanpun”
“Kecelakaan bisa terjadi kapanpun, tapi kali ini aku pastikan kau tidak akan celaka, Sandeul-ah”, tiba-tiba Sungmin oppa masuk dan duduk di sebelah Sandeul oppa. Aigoo~ mereka sangat mirip aku susah membedakannya >.<
“Hyung.. bagaimana kau memastikan itu? Memangnya kau dokternya...”, jawab Sandeul oppa cuek -__- ish anak ini..
“Ne...”, hah? Aku tidak salah dengar? Sungmin oppa dokternya?
“Hah? Maksudmu?”
“Aku asisten dokter operasimu..”
“Jeongmalyo?”
“Ne, makanya jangan kuatir”
“Baiklah kalau begitu...”
“Kau sudah siap?”
“Hah? Kenapa secepat ini?”
“Iya, ruang operasinya sekarang sudah kosong.. lebih cepat lebih baik, kan?”
“Terserah kau saja”
“Kajja”, ajak Sungmin oppa, dan Sandeul oppa? Hahaha, dia terlihat seperti bebek mau dipotong ._.
“Odiga?”
“Ruang operasi, pabo.. -__-”
“Hah? jinjjayo”
“Ishh.. Lee Junghwan.. -__-”
Kami mengikuti mereka sampai depan ruang operasi dan mereka masuk
“Eunyoung-ah.. kurasa aku harus pulang, eommaku menelepon terus.. dan sepertinya Eunra sudah datang”, sontak aku melihat ke arah lift rumah sakit yang terbuka dan didalamnya Eunra
“Ne.. hati-hati, oppa.. annyeong”
“Annyeong”, Jinyoung oppa pergi ke arah lift
“Eunyoung-ah.. Sandeul oppa sudah dioperasi?”
“Sedang..”
“Kenapa Jinyoung oppa pulang?”
“Eommanya menelepon terus..”, dan dia hanya mengangguk
2 jam kemudian
“Dokter..”
“Apa, operasinya lancar?”
“Ne.. dia mungkin sadar beberapa jam lagi”, dan hei.. Sungmin oppa benar-benar ikut operasi.. wuah~ kukira dia hanya membujuk Sandeul oppa..
“Kamsahamnida, Dokter”, kami mengikuti Sandeul oppa yang dipindahkan ke ruang rawatnya semula
“Oppa..”, aku mendengar gumaman pelan dari Eunra
“Hah? Aku baru sadar ada kau, kau siapa?”, Sungmin oppa bertanya pada Eunra
“Annyeonghaseyo, Choi Eunra imnida..”
“Eunra?? Kau sudah besar! Ini aku Sungmin, kau ingat kan?”
“Hah? Kau Sungmin? Waah~ lama tidak bertemu”
“Ne.. apa yang kau lakukan disini?”
“Dia namjachinguku..”
“Jeongmal? Wahh~ selamat ya! Baru aku berpikir menjodohkan kalian”
“Hahaha.. gumawo, oppa”
“Hei, kalian saling kenal, ya?”
“Dia tetanggaku dulu”
“Ne.. kami sering main bersama, Dokter Choi juga ikut menemani”
“Ohh..”, jawabku lalu duduk di sofa
“Hei, kalian melupakanku?”, hah? Sandeul oppa sadar?
“Oppa!”, teriakku dan Eunra bersamaan
“Sandeul-ah.. cepat sekali kau sadar..”, kata Sungmin oppa
“Kau mau berapa lama aku pingsan..?”
“Dasar.. oh iya, lusa kemungkinan kau sudah boleh pulang”
“Gumawo”
“Ne”
Eunyoung POV End
Seminggu kemudian
Sandeul POV
“Oppa.. mian, kau sudah menunggu lama ya?”, Eunra datang sambil setengah berlari ke arahku
“Aniyo.. baru 10 menit, kok.. kajja”, kami kencan lagi.. hehehe :D
“Oppa, kepalamu masih sering sakit?”
“Aniyo.. tapi, perutku sakit”
“Hah? Mau kedokter?”
“Belum makan.. hehehe”
“Dasar.. -__-”
"Kajja", aku langsung membawanya ke kedai ramen dekat sini, dan bisa kujamin rasanya enak :D
Dan dengan cepat kami menghabiskan makanan yang disediakan. Sepertinya dia juga lapar.. ._. “Ottaeyo?”
“Apa?”
“Ramennya”
“Enak.. sangat enak.. ”
“Kajja, aku mau mengajakmu ke taman”, kami keluar dan berjalan menuju taman
Dan sesampainya di taman, “Oppa!”, hei, kenapa ada suara bocah ini?
“Hah? Kalian juga kesini?”, tanya Jinyoung hyung
“Ne..”
“Ya! Bagaimana kalau kencan ganda?”
“Kedengarannya menarik”
“Kajja”
~The End~
Wah~ mianhae ya kalo mengecewakan.. sejujurnya author juga agak malu sih ngesharenya.. ._. tapi berhubung blognya masih kosong yasudahlah..
Semoga bisa menghibur, ya.. ^^ jangan lupa comment..

Annyeong~ ^^

[FF] Let's Go Together - Part 4

Author                   : Park Je Won
Ratings                 : Little Romance, Friendship
Length                  : Part
Main Cast            : Jinyoung (B1A4)
                                Choi Eun Ra (OC)
                                Sandeul (B1A4)
                                Lee Eun Young (OC)
Other Cast           : Gongchan (B1A4)
                                Baro (B1A4)
                                CNU (B1A4)
                                Sungmin (Suju) -> adanya di part-part akhir
                                And other cast you can find ^^
Part 4
“Sandeul-ah..??”, tanyanya lagi dan aku masih sama, membeku
“Kupikir kau butuh waktu.. kau bisa menghubungiku kapan saja..”, kata Dokter Choi memberikan kartu namanya pada Il Hoon hyung..
“Kamsahamnida..”, kata Il Hoon hyung sambil menggandengku keluar ruangan
“Sandeul-ah? Gwaenchana??”, tanyanya kawatir
“Hyung....”
“Ne..???”
“Hyung.... Hiks..”, kataku, lututku terasa lemas.. aku langsung jatuh terduduk sambil menyender di dinding. Il Hoon hyung agak shock saat melihatku menangis..
“Sandeul-ah..”
“Hyung.. Hiks.. ini.. mimpi..kan..??”, tanyaku berharap, ya.. ini pasti mimpi!
“A..aniyo.. ini nyata”
“Hyung!! Katakan ini mimpi.. T^T”
“Sandeul-ah”, katanya lalu memelukku
“Andwae!! Andwaeyo!! Nan.. eotteohkke.. hiks”, kataku sambil menangis
“Tenang, Sandeul-ah..”
“Hyung.. bagaimana ini bisa terjadi??”
“Sandeul-ah..”
“Hyung.. kau.. tidak akan mengatakan hal ini pada siapapun, kan?”
“Ne? Tapi..”
“Jebal, hyung..!”
“Sandeul-ah..”
“Aku akan menaikkan gajimu.. jebal”
“Aku tidak peduli tentang uang.. kau tidak perlu menaikkan gajiku.. aku menganggapmu seperti adikku sendiri..”
“Gumawo, hyung..”, sekarang aku sedikit tenang mendengarnya berkata seperti itu
“Ne.. kajja, kau mau pulang?”
“Kurasa iya..”
“Kajja”, kami berjalan ke mobil. Aku melihat Eunyoung yang berjalan ke arah mobil sambil membawa bunga.. dari siapa itu?
“Oppa!!”
“Ya! Itu dari siapa?”
“Kenapa dengan mukamu? Seperti habis menangis.. apa yang dokter katakan?”
“Kau sudah pacaran ya? Dasar..”
“Oppa sakit apa?”
“Ya..! Ya!! Sebenarnya siapa yang bertanya dan siapa yang menjawab sih? Sandeul hanya demam biasa dan Eunyoung.. kupikir Jinyoung yang menembaknya barusan”, Il Hoon hyung berusaha menengahi kami 
“Jeongmal??”, ucap kami bersamaan
“Ck ck ck”, Il Hoon hyung hanya menggelengkan kepala
“Kau berpacaran dengan Jinyoung ya?”
“Ne.. apa oppa yakin hanya demam?”
“Ne.. lagipula kepalaku sudah tidak sakit”
“Baiklah.. kajja!”, kata Eunyoung lalu mengajak kami ke mobil
Selama perjalanan, Eunyoung terus tersenyum. Berbeda denganku yang masih diam
“Ya! Ada apa disini?”
“Wae?”, tanya Eunyoung
“Yang satu tersenyum sendiri yang satu malah diam terus..”
“Aku kan sedang senang”
“Aku mengantuk”
Il Hoon hyung hanya menghela napas lalu menyibukkan diri dengan menyetir dan akhirnya kami sampai di rumah
“Aku duluan, ya”, kata Eunyoung lalu langsung masuk ke rumah
“Hyung.. wae?”, tanyaku saat melihatnya memandangiku
“Apa yang kau tunggu? Cepat turun”
“Shireo.. aku mau kerja”
“Aku tidak akan jalan”
“Hyung!! Aku mau kerja.. sebelum terlambat..”, kataku
“Aigoo.. alasanmu selalu bisa membuatku menurut..”, katanya lalu dengan kesal menyetir mobil ke perusahaan
“Kajja”, kata Il Hoon hyung membukakan pintu untukku, aku tersenyum, untuk menyampaikan terimakasih dan dia tersenyum juga
Saat di lift, kami mengobrol bersama
“Kau menyukai agasshi itu ya?”
“Yang mana?”
“Yang kau tembak tadi di telepon”
“Ah.. ne..”
“Agasshi itu yang menjengukmu di UKS kemarin bukan?”
“Ne, cantik tidak?”
“Iya.. cocok denganmu”
“Jeongmal?”
“Ne..”
“Gumawo.. hehe”, ahh.. jadi malu >.<
“Hei, pipimu merah.. hahaha!! Lucu sekali..”, kata Il Hoon hyung dan itu tepat saat pintu lift terbuka dan kami pun beranjak keluar dan menuju ruanganku
“Ini pekerjaanmu.. jangan terlalu dipaksakan kalau kau lelah.. istirahat juga perlu..”, katanya lalu meninggalkan ruanganku dan aku mulai bekerja
Besoknya.. #kayanya author besoknya mulu deh.. -__-#
Saat pulang sekolah, Gongchan dan Baro berlari menghampiriku, “Hyung~ kata Eunyoung kau sudah ke dokter, bagaimana hasilnya?”
“Ne.. apa yang dokter katakan padamu?”, tanya Baro
“Tidak ada.. hanya demam biasa”
“Kau yakin?”
“Hyung.. apa itu benar?”
“Ne..”
“Tapi.. Kau mimisan..”
“Hah?!”, kagetku.. mimisan? Akhir-akhir ini aku jadi sering mimisan..
“Hei.. naikkan kepalamu, hyung”, kata Gongchan lalu membantuku dan menyumbat hidungku dengan tisu
“Gumawo”, kataku lalu beranjak meninggalkan mereka
“Ya!! Odi??”, tanya Baro
“Menurutmu? Kepo banget sih.. -__-”
“Hyung.. jangan terlalu lelah.. kau memubat kami kawatir”
“Arasseo”, kataku lalu pergi
Aku berjalan menuju taman sekolah.. ya, disini sepi dan sejuk.. tempat favoritku
“Sandeul oppa..?”, tanya seorang yeoja padaku
Sandeul POV End
Eunra POV
“Eunra-ya..”, jawab Sandeul oppa. Ada apa dengan hidungnya? ._.
“Hidungmu kenapa?”
“Mimisan”, jawabnya singkat
“Mwoya? Gwaenchana??”, tanyaku kawatir
“Ne.. nan gwaenchana.. kenapa kau ada disini?”
“Hah? Oppa mengusirku?”, tanyaku tidak percaya
“A..aniyo!! sini.. temani aku”, katanya lalu menggeser tempat duduknya, supaya aku bisa duduk disebelahnya
“Oppa.. kemarin dokter bilang apa?”, tanyaku.
“Hanya demam”, katanya. Dasar.. bohong.. T^T
“Kau bohong”
“Hah.. aniya..”
“Ayolah.. kau tau, Dokter Choi itu ayahku.. namaku kan Choi Eunra”
“Eunra-ya.. kau tau penyakitku?”, katanya terkejut
“Ne.. aku juga sedih mendengarnya..”, kataku
“Eunra-ya.. menurutmu pengobatan apa yang harus kulakukan?”, wajahnya murung
“Operasi dan kemoterapi..”
“Tidak bisa tanpa operasi..?”
“Entahlah.. yang kutau tidak bisa.. kemungkinan operasi sembuh juga tidak 100%..”
Sandeul oppa hanya menghela nafas.. terlihat frustasi.. “Kalau begitu meningan tidak usah”, gumamnya pelan
“Oppa.. aku akan mendukungmu.. tenang saja..”, kataku berusaha menenangkannya
“Gumawo”, katanya
“Hei.. kau sudah baca majalah sekolah hari ini?”, tanyaku
“Belum.. memang tentang apa?”
“Tadaa~”, aku memberikan majalah sekolah yang ada gambar kami berdua dengan jelas padanya
“Hah? Tentang kita??”, tanyanya tak percaya
“Ne!!”, jawabku bersemangat. Dia melihat headline nya..
“Lee Sandeul dan Choi Eunra Berpacaran..”, syukurlah.. wajahnya gembira lagi..
“Kau tau, Eunyoung yang memulisnya. Dia kan wartawan di sekolah kita”
“Oppa! Eunra-ya!”, panggil Eunyoung. “Aku mau mewawancarai kalian”
“Kenapa harus wawancara segala?”, tanya Sandeul oppa malas
“Tentu saja bukti”, katanya dan kami diwawancarai
Setelah selesai wawancara..
“Oke.. terimakasih waktunya.. annyeong~”, katanya lalu langsung pergi, masuk lagi ke sekolah
“Eunra-ya.. mau jalan-jalan?”
“Hm? Odi?”
“Namsan Tower..? Amusement Park..?”, tanyanya ragu
“Namsan Tower saja.. aku sedang tidak mau bermain", jawabku
“Kalau begitu kajja pulang dulu, setelah itu kita bertemu di stasiun subway seoul..”, kayanya
“Baiklah.. annyeong”, kataku
“Annyeong..”, kami pun pulang
Eunra POV End
Jinyoung POV
“Oppa..”, panggil Eunyoung
“Wae?”
“Aku ragu dengan Sandeul oppa..”
“Kenapa dengannya?”
“Katanya dia Cuma demam.. tapi kenapa pakai pingsan segala? Aku juga pernah melihat tisu dengan noda darah.. kupikir dia mimisan..”
“Jeongmalyo?”, tanyaku. Sandeul mimisan?
“Ne..”, jawabnya
“OMO! OPPA!! Kau..”, teriak Eunji tiba-tiba. Aku merasakan ada yang mengalir dari hidungku
“Aku kenapa?”
“Mimisan.. kau kedinginan, ya?”, jawabannya membuatku kaget. Aku memang sering mimisan kalau hawa dingin
“Ne..”, jawabku. Kami pun masuk ke kelasku
“Oppa gwaenchana?”, tanyanya kawatir
“Gwaenchana..”
“Makanya, lain kali pakailah jaket.. Kajja”
“Odi..??”, tanyaku bingung
“UKS lah..”, jawabnya santai. Aku hanya mengikutinya
Jinyoung POV End
Sandeul POV
Aku sudah mandi dan bersiap. Sekarang.. tinggal jalan ke stasiun subway..
Sesampainya, aku menyenderkan tubuhku di dinding. Menunggu Eunra datang
“Oppa..”, panggil seorang yeoja. Itu dia! Eunra sudah datang. Aku tersenyum padanya. “Mian, kau menunggu lama, ya?”, tanyanya
“Aniyo.. baru sampai.. kalau begitu, kajja!”, ajakku lalu masuk ke subway yang baru datang
“Eomma mu mengizinkan?”, tanyaku
“Ne.. asalkan jangan pulang lebih dari jam 8 malam..”
“Oh.. oke..”, ya bisa, lah.. sekarang baru jam 4..
Sesampainya..
“Wah.. banyak sekali gemboknya..”, kata Eunra melihat ke arah pagar yang sudah tertutup gembok
“Hei.. kita pasang juga, yuk..”, ajakku
“Baiklah”, jawabnya lalu kami membeli sepasang gembok, menuliskan harapan dan nama kami, lalu memasang gembok.. dan yang terakhir membuang kunci..
“Oppa.. gumawo untuk hari ini..”, katanya setelah kami membuang kunci itu
“Ne..”, jawabku
“Mmm.. oppa, kenapa akhir-akhir ini kau jadi pendiam?”, tanyanya. Apa iya?
“Jeongmal?”
“Ne.. apa ada hubungannya dengan penyakit itu?”, tanyanya hati-hati
“Mungkin..”, jawabku singkat. Tapi.. akhir-akhir ini aku memang menjawab segala pertanyaan dengan singkat.. aku sendiri tidak tahu kenapa..
“Tapi.. wajahmu agak pucat.. kau kedinginan?”, tanyanya 
“A..aniyo.. Hatcchhiii”, katanya dan kemudian bersin.. -__- nah kan jadi flu
“Kau ini..”, kataku lalu melepas jaketku dan memakaikan padanya
“Oppa tidak kedinginan..?”, tanyanya
“Gwaenchana..”, jawabku sejujurnya aku kedinginan.. pakai jaket saja kedinginan apalagi tidak?
“Oppa, ikut aku ya?”, katanya tiba-tiba
“Kemana?”, dia langsung saja menarik tanganku ke toko baju
“Kenapa kita disini?”
“Diam dulu..”
“Hah?”
“Kubilang diam”
“Oke”,  dia langsung ke bagian baju hangat.  Mengambil syal warna biru dan membayarnya
“Oppa, setidaknya pakailah ini..”, katanya memberikan syal ini padaku
“Gumawo..”, kataku lalu memakai syal itu dan kami keluar dari toko itu
“Kau lapar?”, tanyaku padanya. Dia mengangguk
“Kajja..”, ajakku ke sebuah restoran pinggir jalan
“Ki..kita makan disini?”
“Ne.. waeyo?”
“A..aniyo.. kukira kau tidak mau makan di kedai pinggir jalan”
“Asalkan enak aku mau”, jawabku jujur
“Wae? Kau tidak mau?”, tanyaku kemudian
“Hah? Aniyo.. aku sering makan di kedai pinggir jalan juga..”, jawabnya dan kami duduk
“Bibimbap disini enak.. kau mau?”
“Iya..”
“Ahjumma.. Aku pesan 2..”
“Aigoo~ sudah lama kau tidak datang.. dua bibimbap akan segera datang”, kata ahjumma itu lalu kembali ke dapur
“Ayahmu kerja apa?”, tanyaku padanya
“Dokter dan sambilannya Arsitek..”
“Ibumu?”
“Desain pakaian”
“Cita-citamu?”
“Punya toko bangunan..”
“Hah? ._.”
“Hahaha.. bercanda.. wajahmu lucu sekali..”, dia malah ketawa.. -__-
“Dasar.. jadi kau mau jadi apa?”
“Desain interior”, jawabnya
“Ooh..”
“Kau?”
“Tukang sapu jalanan..”, jawabku
“Ooh..”, jawabnya dan tidak sampai satu detik.. “Mwo?!”, dia baru menyadarinya
“Hahaha!!”, tawaku. Wajahnya lucu.. >.<
“Ish.. aku serius.. kau mau jadi apa?”
“Aktor drama musikal..”, jawabku
“Pesanannya datang.. silahkan menikmati~”, ahjumma itu mengantarkan pesanan kami dan kembali lagi ke dapur. Kami memakannya
“Kita akan kemana lagi?”, tanyaku setelah kami selesai makan dan aku membayar bill nya
“Pulang saja.. sudah jam 6..”, katanya. Hah? Jam 6? Aku baru sadar..
“Oke.. kajja”, kataku lalu menuju stasiun subway
“Oh iya, oppa.. ini untukmu..”, katanya lalu menyerahkan gelang bertuliskan Sandeul
“Eh? Terimakasih.. kapan kau membelinya?”
“Waktu oppa ke toilet aku memesannya dan saat kau beli ice cream aku mengambilnya.. hehe”, katanya. Dasar.. -__- pintar sekali memanfaatkan waktu..
“Kau juga punya?”, tanyaku
“Ani.. aku hanya memesankan untukmu..”
“Jinjja?? Sepertinya kita jodoh.. ini untukmu”, kataku lalu memberikan gelang yang persis padanya hanya berbeda tulisan
“Waah~ gumawo”
“Kau ambil yang bertuliskan Sandeul saja, aku akan mengambil yang bertuliskan namamu..”, kataku
“Baiklah.. kajja, oppa.. subwaynya sampai”, katanya dan kami masuk ke dalam subway
“Gumawo untuk hari ini”, kataku
“Seharusnya aku yang bilang begitu”
“Lain kali kita jalan lagi, ya...”, kataku.. terlalu malu untuk bilang kencan >.<
“Ne..”, dia mengangguk. Aku mengantuk. Sangat.. T^T
Sandeul POV End
Eunra POV
Kami terdiam cukup lama.. dan.. apa ini? Sandeul tertidur di bahuku? Semua orang melihat ke arah kami.. Wajahku memerah.. >.<
Satu jam kemudian..
Sandeul masih tertidur.. sepertinya dia kelelahan..
“Tujuan Seoul.. Pintu dari sebelah kiri”, tersengar suara dari speaker
“Sandeul-ah.. Kita sampai”, kataku membangunkannya
“Ne? Ah, mian aku tertidur di bahumu”, jawabnya lalu langsung terbangun dan kami berjalan keluar
“Rumahmu dimana?”, tanyanya saat kami menaiki tangga, keluar dari stasiun subway
“Entahlah.. aku lupa alamatnya tapi aku ingat letaknya”
“Hah? ._.”, tanyanya bingung
“Ne.. kajja”, ajakku lalu kami berjalan menuju rumahku
“Sampai!”, kataku saat kami tiba di depan rumahku
“Wah~ desainnya bagus sekali..”, kagumnya
“Ini appaku yang desain..”, kataku
“Sepertinya aku akan minta tolong appamu membantu aku mendesain untuk MV.. hehehe”
“Tenang saja, dia pasti mau”
“Eunra-ya.. Siapa dia?”, eomma tiba-tiba keluar dan menghampiri kami

To Be Continue
Please comment ^^

[FF] Let's Go Together - Part 3

Author                  : Park Je Won
Ratings                : Little Romance, Friendship
Length                 : Part
Main Cast            : Jinyoung (B1A4)
                             Choi Eun Ra (OC)
                             Sandeul (B1A4)
                             Lee Eun Young (OC)
Other Cast           : Gongchan (B1A4)
                             Baro (B1A4)
                             CNU (B1A4)
                             Sungmin (Suju) -> adanya di part-part akhir
                             And other cast you can find ^^
Part 3
“Ya! Oppa! Kau meninggalkanku tadi!!”, teriak seorang yeoja tiba-tiba dan langsung memarahi Sandeul
“Hah? Jinyoung oppa disini?”, kagetnya
“Akkhh.. Kepalaku”, Sandeul merintih sambil memegangi kepalanya
“Omo! Wae oppa??” “Sandeul-ah wae?” “Kepalamu sakit?” “Apa yang terjadi??” “Cepat bawa ke UKS!!”
“Wuahhahah!! Wajah kalian benar-benar lucu.. >.<”, Sandeul hanya bercanda ternyata.. -__- aku kira dia beneran sakit..
“OPPA! Kau membuatku kawatir”
“Pabo~ kau hampir membuatku menangis”
“Ah~ mian, uri daramji bisa menangis juga ternyata”
“Mwoya? Mentang-mentang musim dingin air mataku beku begitu? Ck.. dasar”
“Ya! Kami ke kelas dulu, ne.. pelajaran Kim sonsaengnim pertama.. kami tidak boleh telat..”
“Oke, Annyeong”
“Annyeong”
Kami meninggalkan 4 anak bocah yang masih bermain disana ._.
“Jinyoung-ah.. aku merasa ada sesuatu yang janggal”
“Apa?”
“Kau lihat, tadi kan Sandeul berkata kepalanya sakit? Kurasa itu bukan bercanda”
“Benar juga.. seperti ada yang aneh.. apa dia benar-benar sakit?”
“Entahlah.. kurasa iya.. Wajahnya juga pucat kan tadi?”
“Ne.. benar”
“Ya! Ngomong-ngomong wajahmu juga pucat tau!”
“Jjinjja?”
“Ne.. kau sakit?”
“Aniyo.. mungkin karena.. OMO! Aku belum mengerjakan PR Kim sonsaengnim!!”
“MWOYA? Palli!!”, kami langsung berlari ke kelas dan sesampainya aku menyalin PR CNU
Jinyoung POV End
Sandeul POV
“Akkhhh.. Kepalaku”, astaga! Ada apa dengan kepalaku? Kenapa akhir-akhir ini sering sakit begini! Jebal.. ini yang terakhir.. aku mohon.. aku tidak kuat.. Tuhan, kau masih mengijinkanku untuk hidup, kan?
“Omo! Wae oppa??” “Sandeul-ah wae?” “Kepalamu sakit?” “Apa yang terjadi??” “Cepat bawa ke UKS!!”
Tapi.. perlahan sakitnya mereda. “Wuahahaha!! Wajah kalian benar-benar lucu.. >.<”, aku berusaha tertawa walaupun kepalaku masih sakit..
Entahlah, aku lupa bicara apa saja.. Jinyoung dan CNU hyung pergi. Perlahan, kepalaku tidak sakit lagi.. yey~ dan kami bercanda lagi
“Ternyata kau itu jago akting ya”
“Hahaha”
“Hyung.. tadi terlihat seperti beneran..”
“Gumawo, Gongchan-ah”
“Oppa.. jjinjja gwaenchana?”
“Hei.. jangan tertipu dengan aktingku, Eunyoung-ah..”
“Ani.. aku  tidak pernah melihat oppa seperti tadi”
“Jeongmal? Kau mengataiku kalau aktingku yang biasanya jelek?”
“Ne.. kau pintar juga rupanya”
“Aish! Geumanhae!”, Baro menengahi kami dan Gongchan hanya bengong
Tiba-tiba kepalaku sakit lagi.. andwae.. ini lebih sakit dari sebelumnya.. “A..aku mau ke toilet” aku langsung berjalan dengan cepat dan tiba-tiba saja pandanganku buram.. Aku mohon, jangan disini..!
“AKKHH!!”
Sandeul POV End
Eunyoung POV
“A..aku mau ke toilet”, kata Sandeul oppa lalu berjalan dengan cepat mejunu toilet.. tunggu.. jalannya aneh, belok-belok gitu.. ._.
“AKKHH!!”, teriak Sandeul oppa sebelum jatuh dan pingsan
Kami langsung menghampiri Sandeul yang sudah tergeletak di lantai kantin. Hari ini kantin tutup, karena Sabtu.. tapi siswa masih bisa bermain disini
“Sandeul-ah.. kau tidak bercanda, kan? Ireona..!!”, kata Baro oppa sambil menepuk-nepuk pipi Sandeul oppa dan dia masih tak kunjung bangun
“Hyung! Jangan buat kami kawatir.. ireona.. jebal~”, kata Gongchan
“Oppa.. gwaenchana??”, kataku
“Cepat bawa ke UKS saja..”. Baro oppa menggendong Sandeul oppa dan menuju UKS
“kalian kembali ke kelas saja.. aku sudah menghubungi Il Hoon oppa”, kataku
“Yasudah.. aku akan menunggumu di kelas..”
“Aku duluan, ne”
“Annyeong~”, mereka berdua kembali ke kelas
“Oppa.. sebenarnya kau kenapa”
Tidak lama kemudian..
“Eunyoung-ah..”, kata seseorang padaku. Itu Il Hoon oppa..
“Oppa.. aku menitipkan Sandeul oppa, ya.. di kelas sedang ujian.. Gumawo”
“Ne..”
Eunyoung POV End
Sandeul POV
“Sandeul-ah.. Eorenmanieyo”, sapa seorang yeoja paruh baya. Itu eomma!!
“Eomma!!”, aku langsung berlari memeluk eomma
“Sandeul-ah.. annyeong!”, sapa seorang lelaki paruh baya yang tiba-tiba muncul di sebelah eomma.. itu appa! Mereka tersenyum padaku..
“Appa!!”, aku memeluk appa juga.. tunggu! Bukankah mereka sudah meninggal? Kenapa aku bisa bertemu mereka? Aku sudah meninggal?
“Kau belum meninggal..”, kata appa
“Kami hanya menjengukmu.. apa kabar?”
“Baik.. eomma, aku ada yeoja yang kusukai.. namanya Eunra, eomma dan appa setuju, kan?”
“Ne.. dia yeoja yang baik kok..”
“Sandeul-ah.. mian, tapi kami tidak punya waktu lagi.. kami harus pergi..”
“Andwae!! Aku ikut!!”
“Tidak bisa, kau harus kembali.. kami pamit.. sampai jumpa lagi..”, kata mereka dan langsung menghilang
“Eomma? Appa?”
“EOMMA!! APPA!!”
“Eo..mma.. A..ppa”
“Sandeul-ah..?”
“Eomma.. Appa”
“Sandeul-ah!”
“Eomma.. Appa.. kembalilah..”
“YA! LEE SANDEUL!!”
“Huaa!!”, aku langsung kaget dan terduduk. Tapi, tidak sampai satu detik..
“Aah.. kepalaku..”, rintihku pelan. Kepalaku sakit lagi.. -__-
“Gwaenchana?!”, kata Il Hoon hyung yang ada di sampingku
“Sa..kit”, gumamku pelan
“Ya..! tiduran dulu makanya”, aku lalu merebahkan tubuhku lagi. Sakit itu sedikit hilang
Hening... kenapa jadi canggung begini ._.
“Kau memimpikan eomma dan appa mu ya?”
“Ne, hyung”
“Kau ke dokter, ya?”
“Shireo”
“Ya!”
“Ahh..shireoyo..!!”, keras kepalaku kambuh.. -__-
Jujur, aku benci rumah sakit.. aku masih agak trauma saat ayahku meinggal karena infeksi dan dioperasi tapi malah meninggal
“Hahh.. pasti kau teringat ayahmu dulu, ya?”
“Ne..”
“Yasudah.. pokoknya kalau kau pingsan sekali lagi kau harus ke dokter.. ingat..!”
“Arasseo”
Dan kemudian hening lagi. Aku memilih untuk tidur
Aku terbangun.. kenapa jadi berisik begini? Bukannya tadi hanya ada Il Hoon hyung?
Sandeul POV End
Eunra POV
Saat mendengar Sandeul sunbae pingsan, aku, Eunyoung, Baro sunbae, Gongchan, CNU sunbae dan Jinyoung sunbae langsung menuju UKS saat selesai ujian
“Sandeul-ah” “Oppa”, mereka semua berkata dengan wajah kawatir
“Sunbaenim..”, kataku dengan kawatir.. aku benar-benar kawatir karena sampai di UKS aku melihat Sandeul subnaenim yang masih tertidur –atau pingsan- dan wajahnya yang sama pucatnya seperti kemarin di UKS
Tapi.. ada seorang namja yang tidak kukenal..
“Ah, Eunra-ya.. perkenalkan, dia Il Hoon oppa, asisten Sandeul oppa..”
“Ah, annyeonghaseyo.. Eunra imnida..”
“Ne, annyeonghaseyo”, jadi dia asistennya Sandeul sunbae? Muda sekali.. ._.
“Sandeul.. kau sadar..??”, kata-kata Jinyoung sunbae mampu menarik perhatian kami ke arah Sandeul sunbae yang sudah membuka matanya perlahan, matanya masih sayu.. sebenarnya dia sakit apa sih..?
“Hyung.. kenapa kalian semua disini?”
“Tentu saja menjengukmu..”
“Heh bebek, besok kau harus sembuh, ne? Kami semua mengkawatirkanmu, bahkan Kim sonsaengnim yang biasanya sangat cuek.. jadi kau jangan sakit lagi”, kata Baro sunbae dan Sandeul sunbae tersenyum
“Kau bisa berkata seperti itu juga ternyata”
“Hah? Apa maksudmu? Tentu saja bisa.. aku kan punya mulut”. “Oh, iya.. aku pulang duluan, ya.. mau belajar buat besok..”, kata Baro sunbae
“Aku dan CNU juga, ne..? Jangan pingsan lagi..”, kata Jinyoung sunbae dan mereka meninggalkan UKS
“Oppa, mana janjimu? Kau kan berjanji pingsan di depan Jinyoung oppa.. tapi malah pingsan di depanku.. -__-”
“Ya! Harusnya kau mengkawatirkanku.. tapi kau malah terus memikirkan Jinyoung.. T^T”
“Hehe.. mian”
“Haah.. kau ini”
“Sandeul-ah.. kau masih pusing? Mau pulang?”, kata Il Hoon oppa
“Aniyo.. sudah tidak.. kajja..”, katanya lalu beranjak dari tempat tidur dan berjalan mendekati kami
“Eunra-ya annyeong~”, katanya padaku. Pipiku memerah
“A..annyeong sunbaenim..”
“Aigoo~ jangan panggil aku sunbaenim, panggil oppa.. arra?”
“N..ne.... oppa”
“Nah gitu dong.. aku duluan, ne..?”
“Ne..”
“Annyeong Eunra-ya”, kata Eunyoung melambaikan tangannya padaku
“Sampai jumpa lagi, agasshi..”, kata Il Hoon oppa lalu pergi
Aku lalu kembali ke kelas untuk ikut pelajaran tambahan
Eunyoung POV End
Sandeul POV
“Oppa.. ke dokter ya?”
“Shireo!!”, jawabku ketus
“Jebal..”
“Shireoyo, Eunyoung-ah”
“Andwae.. pokoknya harus!!”
“Jebalyo.. nan shireoyo”, jawabku putus asa
“Il Hoon oppa, sekarang kita ke rumah sakit”
“Eunyoung-ah.. jebal.. nan shireo..”, kataku hampir nangis.. yah, hanya akting untuk membujuknya
“Oppa.. kau harus belajar akting lagi”
“YA!”
“Wae? Aktingmu tidak sebagus tadi.. jangan-jangan yang tadi bukan akting, tapi kenyataan.. ._.”, katanya dan aku tidak meladeninya lagi
“Hyung! Jangan ke rumah sakit!”, teriakku
“Ke rumah sakit”, kata Eunyoung
Tapi, Il Hoon hyung tetap membelokkan mobilnya ke arah rumah sakit
“Hyung!! Kau bekerja denganku kan?! Turutilah aku! Jangan Eunyoung..”
“Il Hoon oppa, karena kau bekerja dengan Sandeul oppa, tentu kau menginginkan yang terbaik kan? Ayo ke rumah sakit”
“Ya! Kalian membuatku bingung.. sandeul-ah kau harus ke rumah sakit, titik!”
“Hyung..”, kali ini aku hanya bisa merengek.. sudah pasrah.. T^T
Akhirnya kami sampai di rumah sakit.. yang lebih terlihat seperti rumah hantu bagiku.. -__-
“Kajja”
“Shireo”
“Oppa.. jangan sampai aku dan Il Hoon oppa menarikmu..”
“Pokoknya shireo!!”
“Ah.. chakamman”
Eunyoung berbicara di telepon
“Oppa, Eunra ingin bicara denganmu..”
“Hah? Wae?”
“Oppa.. kau mau periksa ke dokter, ne?”
“Shireo..”
“Jebal.. aku janji akan melakukan apapun..”
“Jeongmal?”
“Ne.. tapi kau ke dokter, kan?”
“Tapi kau harus menjadi yeojachinguku..!”
“N..ne?”
“Mudah, kan?”
“Te..tentu saja aku mau.. kau ke dokter, ya?”
“Ne! gumawo”
“Ne.. annyeong ^^”
“Annyeong~ ^^”
“Ish.. dasar, kalau Eunra saja, iya..iya.. -__-”
“Kajja..”, kataku lalu keluar dari mobil, Il Hoon hyung lalu mengikuti dan Eunyoung memilih diam di mobil
“Sandeul-ah.. jangan takut, hyung disini..”, kata Il Hoon hyung saat melihat tanganku yang sedikit bergetar
“Ne, gumawo, hyung..”
Sandeul POV End
Jinyoung POV
“Gongchan-ah.. kau ada nomor Eunyoung?”
“Ada nih, hyung..”, Gongchan memberikan nomor itu padaku
“Gumawo..”
“Ne.. aku duluan, ya hyung.. Annyeong.. semoga diterima sama Eunyoung~”, mwoya? Tau dari mana anak ini aku mau menembak Eunyoung?
Aku lalu menelepon Eunyoung
“Yeobseyo”
“Eunyoung-ah.. ini aku, Jinyoung”
“Ooh.. Jinyoung oppa, wae?”
“Kau ada dimana?”
“Seoul Hospital.. menunggu Sandeul oppa..”
“Aah.. geuraeyo.. kau bisa ke taman kota sebentar?”
“Ne? Untuk apa?”
“Sebentar saja..”
“Arraseo”
“Aku tunggu, ya..”
“Baiklah.. Annyeong”
“Annyeong”
Haah~ semua persiapan selesai, tinggal Eunyoung datang..
Ah!! Itu dia~
“Oppa”, katanya sambil tersenyum
“Eunyoung-ah.. Saranghae..”, kataku sambil menunduk di depannya sambil memberikan bunga mawar
“O..oppa..”
“Saranghae, maukah kau menjadi yeojachinguku..?”
“Ne!”
“Gumawo..”, kataku lalu memeluknya
“Oppa, kau yang menyiapkan ini..?”
“Ne, kau suka?”, tanyaku. Ya, aku sudah menyiapkan ini.. menyewa dan mendekorasi taman kota
“Ne!”, dia mengangguk antusias
Jinyoung POV End
Sandeul POV
“Ya! Kau mimisan?!”, teriak Il Hoon
“Hah? Apa?”, tanyaku bingung
“Aish.. ternyata tetesan darah dimejamu itu mimisan.. kukira apa.. aigoo~”, kata Il Hoon hyung lalu menyumbat hidungku dengan tisu yang lumayan tebal
Beberapa saat kemudian..
“Pasien Lee Junghwan?”, tanya seorang suster
“Ne..”, kataku lalu mau masuk, tapi..
“Aku ikut!”, kata Il Hoon hyung
“Tidak usah”
“Tapi aku harus ikut, Sandeul-ah”
“Hah.. terserah deh..”, kataku lalu kami masuk, untuk menanyakan tentang hasil tes barusan
“Lee Junghwan..?”, tanya Dokter Choi padaku
“Ne..”
“Duduklah..”, Dokter Choi tersenyum ramah padaku, dia adalah dokter langganan eomma.. beberapa kali aku juga berobat ke dokter ini
“Kuharap kalian tenang”, aku merasakan firasat buruk saat ini. Tangan Il Hoon hyung memegang tanganku. “Tenanglah..”, bisiknya pelan, dia tau.. tanganku gemetar
“Kau.. menderita Kanker otak..”, saat itu juga aku membeku. Tidak bisa bicara apapun dan melirik kemanapun
“Ah.. Dokter Choi.. kau.. serius?”, tanya Il Hoon hyung
“Ne.. ada beberapa solusi.. operasi, kemoterapi, atau radiasi..”
“Kupikir operasi tidak..”, jawab Il Hoon hyung lagi
“Bagaimana menurutmu, Sandeul-ah..??”, tanya Il Hoon hyung padaku. Aku masih membeku
“Sandeul-ah..??”, tanyanya lagi dan aku masih sama, membeku
“Kupikir kau butuh waktu.. kau bisa menghubungiku kapan saja..”, kata Dokter Choi memberikan kartu namanya pada Il Hoon hyung..
“Kamsahamnida..”, kata Il Hoon hyung sambil menggandengku keluar ruangan
“Sandeul-ah? Gwaenchana??”, tanyanya kawatir

To Be Continue
Please comment~ ^^